Setelah heboh pemberitaan Video Mesum mirip Ariel, Luna maya dan cut tari sehingga ketiga artis itu dipanggil ke mabes polri demi menjelaskan situasi yang sebenarnya mengenai kasus video hot luna maya ariel dan cut tari ariel kini ketiganya di demo oleh pihak FPI. bahkan pihak FPI mengatakan jika Ariel, luna Maya dan Cut tari adalah teroris moral.
Front Pembela Islam (FPI) menyebut pelaku dalam video mesum yang wajahnya diduga mirip Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari, sebagai teroris moral.
Dalam spanduk yang dibentangkan oleh FPI saat berunjuk rasa di depan Polda Metro Jaya tertulis “Ganyang Teroris Moral”. Ketua DPD FPI DKI Jakarta, Habib Salim Al Atthas atau Habib Salim Selon, mengatakan skandal video mesum yang heboh lantaran si pelaku wajahnya mirip dengan artis idola anak-anak muda ini ibarat bom waktu yang membunuh moral anak bangsa secara perlahan.
“Ini sudah meresahkan. Kalau bom Bali membunuh ratusan orang, tapi ini bisa merusak moral jutaan anak bangsa kita,” tegasnya saat berorasi, Senin (14/6/2010).
Dia menegaskan, FPI memberi tenggat waktu selama sepekan kepada polisi untuk melakukan tindakan tegas kepada si pelaku adegan mesum tersebut.
“Di Jalan Gajah Mada itu penjual video porno dekat dengan pos polisi, apa polisinya tidur,” tuding Salim tegas.
Dalam demo tersebut berbagai spanduk dibentangkan seruan usut tuntas pelaku pornografi. Aksi ini berlangsung tertib dan dijaga puluhan personel Samapta Polda Metro Jaya.
Dampak dari peredaran video mesum mirip Aril, Luna Maya, Cut Tari, ketiganya harus diberikan sanksi moral berupa dikucilkan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Sekjen FPI Ustad Sobri Lubis di depan Polda Metro Jaya, Senin (14/6/2010). "Jangan puji Ariel. Jangan puji Luna dan Cut Tari. Mereka harus ditinggalkan dan dijauhkan. Kalau perlu dikucilkan," ujar Sobri.
Hari ini, FPI bertemu dengan pihak Polda dan melakukan orasi di pintu utama Polda Metro Jaya. Aksi ini didukung puluhan anggota FPI. Sobri juga mengimbau aparat menindak tegas ketiganya, meski video tersebut bukan mereka yang mengedarkan.
"Jika Ariel, Luna dan Cut Tari dibiarkan bebas, maka jutaan pemuda yang mengidolakan akan mengikuti. Kita berharap agar semua yang terlibat dikenakan sanksi setegas-tegasnya," kata dia.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Boy Rafli Amar yang ditemui di Polda mengatakan, telah menerima perwakilan FPI. Boy menegaskan, sebelum FPI datang pun pihaknya telah melakukan razia video porno sebagai tindakan lanjutan.
"Polda sudah melakukan tindakan, melakukan sweeping video porno. Kami akan terus melakukan penertiban termasuk razia video porno dan akan menindak pelaku video porno tersebut. Kami berharap media agar jangan hanya dijadikan pemberitaan saja, tapi jadikan penyesalan," ucap Boy.
Sungguh luar biasa dampak dari video mesum pribadi yang mirip ariel, luna maya dan cut tari itu. akibat trilogi video hot mirip artis idola itu, masyarakat dan semua pihak dihebohkan. bukan hanya dalam negeri namun berita heboh skandal seks mirip ariel luna maya dan cut tari ini juga go international hingga masuk koran di afrika selatan, hongkong dan juga koran Amerika. tidak hanya itu bahkan seorang artis porno amerika vicky vette pun sampai mengungkapkan keinginannya bertemu dengan ariel peterporn ups ariel peterpan.
Front Pembela Islam (FPI) menyebut pelaku dalam video mesum yang wajahnya diduga mirip Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari, sebagai teroris moral.
Dalam spanduk yang dibentangkan oleh FPI saat berunjuk rasa di depan Polda Metro Jaya tertulis “Ganyang Teroris Moral”. Ketua DPD FPI DKI Jakarta, Habib Salim Al Atthas atau Habib Salim Selon, mengatakan skandal video mesum yang heboh lantaran si pelaku wajahnya mirip dengan artis idola anak-anak muda ini ibarat bom waktu yang membunuh moral anak bangsa secara perlahan.
“Ini sudah meresahkan. Kalau bom Bali membunuh ratusan orang, tapi ini bisa merusak moral jutaan anak bangsa kita,” tegasnya saat berorasi, Senin (14/6/2010).
Dia menegaskan, FPI memberi tenggat waktu selama sepekan kepada polisi untuk melakukan tindakan tegas kepada si pelaku adegan mesum tersebut.
“Di Jalan Gajah Mada itu penjual video porno dekat dengan pos polisi, apa polisinya tidur,” tuding Salim tegas.
Dalam demo tersebut berbagai spanduk dibentangkan seruan usut tuntas pelaku pornografi. Aksi ini berlangsung tertib dan dijaga puluhan personel Samapta Polda Metro Jaya.
Dampak dari peredaran video mesum mirip Aril, Luna Maya, Cut Tari, ketiganya harus diberikan sanksi moral berupa dikucilkan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Sekjen FPI Ustad Sobri Lubis di depan Polda Metro Jaya, Senin (14/6/2010). "Jangan puji Ariel. Jangan puji Luna dan Cut Tari. Mereka harus ditinggalkan dan dijauhkan. Kalau perlu dikucilkan," ujar Sobri.
Hari ini, FPI bertemu dengan pihak Polda dan melakukan orasi di pintu utama Polda Metro Jaya. Aksi ini didukung puluhan anggota FPI. Sobri juga mengimbau aparat menindak tegas ketiganya, meski video tersebut bukan mereka yang mengedarkan.
"Jika Ariel, Luna dan Cut Tari dibiarkan bebas, maka jutaan pemuda yang mengidolakan akan mengikuti. Kita berharap agar semua yang terlibat dikenakan sanksi setegas-tegasnya," kata dia.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Boy Rafli Amar yang ditemui di Polda mengatakan, telah menerima perwakilan FPI. Boy menegaskan, sebelum FPI datang pun pihaknya telah melakukan razia video porno sebagai tindakan lanjutan.
"Polda sudah melakukan tindakan, melakukan sweeping video porno. Kami akan terus melakukan penertiban termasuk razia video porno dan akan menindak pelaku video porno tersebut. Kami berharap media agar jangan hanya dijadikan pemberitaan saja, tapi jadikan penyesalan," ucap Boy.
Sungguh luar biasa dampak dari video mesum pribadi yang mirip ariel, luna maya dan cut tari itu. akibat trilogi video hot mirip artis idola itu, masyarakat dan semua pihak dihebohkan. bukan hanya dalam negeri namun berita heboh skandal seks mirip ariel luna maya dan cut tari ini juga go international hingga masuk koran di afrika selatan, hongkong dan juga koran Amerika. tidak hanya itu bahkan seorang artis porno amerika vicky vette pun sampai mengungkapkan keinginannya bertemu dengan ariel peterporn ups ariel peterpan.
No comments:
Post a Comment